Maybank Bidik Kredit Tumbuh 10% di 2017
- sgold-berjangka
- Feb 17, 2017
- 4 min read
PT Bank Maybank Indonesia Tbk (Maybank Indonesia) membidik pertumbuhan penyaluran kredit | PT Solid Gold Berjangka Cabang Semarang

Sebelumnya, Maybank mencatat pertumbuhan penyaluran kredit sebanyak 2,9 persen menjadi sebesar Rp115,7 triliun di 2016. Sebagai perbandingan, penyaluran kredit di 2015 tercatat sebesar Rp112,5 triliun.
Taswin Zakaria mengatakan, pertumbuhan penyaluran kredit di Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan komersial terus menjadi tulang punggung dan menghasilkan pendapatan dengan pertumbuhan sebanyak 12,3 persen menjadi sebesar Rp51,5 triliun di 2016.
"Kredit di ritel turun 15,1 persen dari Rp45,2 triliun per Desember 2015 menjadi sebesar Rp38,4 triliun per Desember 20116," kata Taswin.
Di sisi lain, posisi likuiditas Maybank diklaim menguat dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) tercatat sebesar 88,9 persen dan Loan to Funding Ratio (LFR) tercatat sebesar 88,2 persen. Total simpanan nasabah tumbuh dari Rp115,5 triliun di 2015 menjadi sebesar Rp118,9 triliun di 2016.
"Sedangkan unuk rasio Current Account Saving Account (CASA) mencapai 38,7 persen," pungkas Taswin.
Adapun deposito sekarang ini turun karena kami tidak lagi meningkatkan atau membiarkan deposito-deposito mahal. Ini kami lakukan untuk membantu menurunkan CoF. Sedangkan untuk meningkatkan tabungan maka kami menjalankan strategi prioritas menyasar sejumlah komunitas. Juga termasuk chanel digital nasabah di tabungan," tutur Thila.
Selain itu, lanjutnya, Maybank akan tetap fokus di beberapa lini usaha besar di sepanjang 2017. Apabila dirinci maka corporate banking treasury, business banking, dan ritel banking akan terus dikembangkan dan diperkuat di masa mendatang. Kesemuanya itu dinilai mampu menopang laju bisnis Maybank.
"Ke depan, semua segmen ini akan kami perkuat definisinya dan definisi ini tentu akan kami pertajam lagi, utamanya di ritel banking. Strategi yang kami terapkan sejauh ini terbukti tepat dan terlihat dari kinerja selama ini," kata Taswin.
Sementara itu, Direktur Keuangan Maybank Indonesia Thilagavathy Nadason mengatakan, Maybank berupaya memperkuat laju pertumbuhan DPK dan salah satu strateginya adalah menekan biaya dana atau Cost of Fund (CoF). Dalam hal ini, CoF diturunkan agar tidak memberikan beban dan nantinya meningkatkan kualitas penyaluran kredit.
PT Bank Maybank Indonesia Tbk (Maybank Indonesia) membidik pertumbuhan penyaluran kredit sebanyak 10 persen di sepanjang 2017. Pertumbuhan tersebut akan sejalan dengan target pehimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang juga diprediksi berada di kisaran 8-10 persen.
"Untuk pertumbuhan kredit tentu tumbuhnya sejalan dengan pertumbuhan kredit rata-rata industri yaitu sekitar 10 persen. Untuk DPK kurang lebih sama di kisaran 8-10 persen. Sedangkan NPL kami harapkan bisa ditekan di bawah level yang ada sekarang ini," kata Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria, di Jakarta, Kamis, 16 Februari 2017.
( Baca : Laba Bersih Maybank Indonesia 2016 Rp 1,95 Triliun | PT Solid Gold Berjangka Cabang Semarang )
Maybank Indonesia Bukukan Laba Bersih Rp 1,95 Triliun | PT Solid Gold Berjangka Cabang Semarang
Total simpanan nasabah tumbuh dari Rp 115,5 triliun pada tahun keuangan yang berakhir 31 Desember 2015 menjadi Rp 118,9 triliun pada 2016 dengan rasio. Rasio simpanan biaya murah (Current Account Saving Account/CASA) mencapai 38,7 persen.
Adapun Maybank Syariah mencatat total pembiayaan tumbuh 61,2 persen dari Rp 8,7 triliun pada Desember 2015 menjadi Rp 14,0 triliun pada Desember 2016. Sementara, total simpanan tumbuh 70,9 persen dari Rp 6,4 triliun menjadi Rp 10,9 triliun.
Total aset Perbankan Syariah naik 45,3 persen menjadi Rp 23,2 triliun, memberikan kontribusi 13,9 persen dari total aset bank, sementara laba bersih naik 61,9 persen menjadi Rp 466,2 miliar pada Desember 2016 dari Rp 287,9 miliar pada Desember 2015.
Bank memperbaiki kualitas kredit sehubungan upaya restrukturisasi sepanjang tahun telah memberikan hasil yang positif. Tingkat rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) konsolidasian Bank sebesar 3,4 persen (gross) dan 2,3 persen (net) per Desember 2016 dibandingkan 3,7 persen (NPL gross) dan 2,4 persen (NPL net) tahun lalu. Bank mengurangi beban provisi sebesar 19,4 persen menjadi Rp 1,6 triliun dibandingkan tahun lalu.
"Meskipun demikian, Bank tetap hati-hati dengan kualitas kredit sehubungan bisnis masih terkena dampak perlambatan ekonomi," kata Taswin.
Pinjaman tumbuh sebesar 2,9 persen menjadi Rp 115,7 triliun dari Rp 112,5 triliun pada 2015.
Pertumbuhan pinjaman Usaha Kecil dan Menengah (UKM) serta Komersial bank, kata Taswin, terus menjadi tulang punggung dan menghasilkan pendapatan dengan pertumbuhan 12,3 persen menjadi Rp 51,5 triliun.
"Pinjaman perbankan ritel turun 15,1 persen dari Rp 45,2 triliun per Desember 2015 menjadi Rp 38,4 triliun per Desember 2016, terutama disebabkan oleh perlambatan belanja konsumer," katanya.
Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria menuturkan, kinerja perseroan pada 2016 didukung oleh pendapatan bunga bersih yang lebih baik disertai dengan pengelolaan biaya secara disiplin dan tingkat pencadangan yang lebih baik untuk NPL. Pendapatan bunga bersih tumbuh 10,8 persen menjadi Rp 6,6 triliun dari Rp 6,0 triliun pada 2015.
"Pencapaian ini dapat diraih di tengah ekonomi yang melambat dan iklim bisnis yang penuh tantangan," ujar Taswin dalam pernyataan resminya, Kamis (16/2).
PT Bank Maybank Indonesia Tbk (Maybank Indonesia) hingga akhir 2016 membukukan laba bersih sebesar Rp 1,95 triliun. Nilai ini naik 71 persen bila dibandingkan dengan laba tahun sebelumnya (year on year) sebesar Rp 1,14 triliun.
Laba Maybank Indonesia Tumbuh Pesat | PT Solid Gold Berjangka Cabang Semarang
Tazwin menjelaskan NII tumbuh 10,8% menjadi Rp6,6 triliun untuk tahun keuangan yang berakhir 31 Desember 2016 dari Rp6,0 triliun pada 2015. Pertumbuhan NII yang kuat terutama karena kedisiplinan Bank dalam melakukan pricing kredit dan pengelolaan dana secara aktif. Bank juga melaporkan peningkatan marjin bunga bersih (NIM) menjadi 4,6% pada Desember 2016 dari 4,5% pada 2015.
Biaya overhead Bank tetap stabil pada Rp4,5 triliun untuk tahun keuangan yang berakhir 31 Desember 2016 dibanding tahun lalu, sebagai hasil dari pengelolaan biaya yang intensif di seluruh operasional dan lini bisnis Bank. Upaya pengelolaan biaya yang disiplin ini telah memperbaiki Cost to Income Ratio (CIR) menuju tingkat terendah sebesar 52,9% per 31 Desember 2016 dari 55,1% pada periode sebelumnya.
"Kami telah menutup tahun 2016 dengan hasil yang baik di tengah kondisi perekonomian dan pasar yang penuh tantangan. Pencapaian tertinggi dalam laba bersih yang pernah diraih memperlihatkan kemampuan untuk terus mengeksekusi strategi kami dengan baik, seiring dengan kapabilitas perusahaan yang semakin kuat. Kami optimis memasuki tahun keuangan baru sementara pada saat yang sama juga menjaga pandangan akan kondisi pasar yang penuh tantangan pada 2017," kata President Director Maybank Indonesia, Taswin Zakaria.
PT Bank Maybank Indonesia Tbk (Maybank Indonesia atau Bank) mengumumkan laba bersih mencapai rekor tertinggi sebesar Rp1,95 triliun untuk tahun keuangan yang berakhir 31 Desember 2016, naik 71,0% dari Rp1,14 triliun yang dicapai tahun sebelumnya.
Kinerja keseluruhan impresif ini didukung oleh pendapatan bunga bersih (NII) yang lebih baik, disertai dengan pengelolaan biaya secara disiplin dan tingkat pencadangan yang lebih baik untuk NPL.
Pencapaian ini dapat diraih di tengah ekonomi yang melambat dan iklim bisnis yang penuh tantangan.
Kommentare